Masalah jantung merupakan tantangan serius dalam kesehatan global yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit jantung dapat mencakup berbagai kondisi, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan gangguan irama jantung. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab kematian utama di tingkat global, dengan tingkat kematian mencapai 17,9 juta nyawa setiap tahunnya dan serangan jantung adalah manifestasi paling berbahaya dari penyakit ini. Serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung tersumbat atau menyempit, menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung. Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung, bahkan mengancam nyawa pasien. Salah satu prosedur yang sangat efektif untuk menangani masalah ini adalah Percutaneous Coronary Intervention (PCI).

Tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) telah terbukti efektif dalam meminimalisir kematian akibat serangan jantung, khususnya pada pasien dengan penyumbatan pembuluh darah koroner yang menyebabkan infark miokardial (serangan jantung). PCI adalah prosedur medis yang melibatkan penggunaan kateter dan balon atau stent untuk membuka pembuluh darah yang terhambat, dengan tujuan mengembalikan aliran darah ke jantung yang terhenti akibat penyumbatan. Keberhasilan PCI sangat bergantung pada kecepatan intervensi dan teknologi pencitraan yang digunakan selama prosedur tersebut.
1. Kecepatan Tindakan PCI
Kecepatan tindakan PCI adalah faktor penting dalam menentukan hasil pasien setelah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat PCI dilakukan setelah serangan jantung, semakin rendah risiko kematian dan kerusakan jantung jangka panjang. Dalam kasus STEMI (ST-elevation Myocardial Infarction)—jenis serangan jantung yang paling parah sering kali dibutuhkan PCI dalam waktu yang sangat singkat untuk meminimalisir kematian.Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, PCI yang dilakukan dalam waktu kurang dari dua jam setelah serangan jantung pada pasien STEMI dapat mengurangi kematian jangka panjang hingga 30% dibandingkan dengan pengobatan konvensional yang lebih lambat. Hal ini menunjukkan bahwa waktu adalah kunci dalam menangani serangan jantung dan PCI memungkinkan penyelamatan banyak nyawa.
2. Hasil Positif PCI dalam Meminimalisir Kematian
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology (2017), PCI terbukti efektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup pasien yang mengalami infark miokardial akut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien yang menjalani PCI setelah serangan jantung memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima pengobatan konservatif, seperti terapi trombolitik (pengencer darah).
3. Pengaruh Penggunaan Teknologi Canggih pada PCI
Menurut sebuah artikel di European Heart Journal (2021), penggunaan teknologi pencitraan canggih dalam PCI memungkinkan intervensi lebih cepat, yang secara langsung berkontribusi pada penurunan tingkat kematian akibat serangan jantung. Dengan visualisasi pembuluh darah koroner yang lebih jelas dan akurat, prosedur PCI dapat dilakukan dengan lebih tepat, mengurangi risiko penyumbatan ulang dan memastikan hasil terbaik selama Tindakan ke pasien.

Penggunaan teknologi pencitraan yang canggih, seperti fluoroskopi kateterisasi jantung laboratory (Cathlab) berkecepatan tinggi dapat meningkatkan akurasi dalam melakukan prosedur PCI. Dalam beberapa tahun terakhir, alat medis cathlab seperti Philips Azurion dengan fitur canggih nya seperti Dynamic Coronary Roadmap dan Smart CT telah membantu dokter untuk melakukan prosedur PCI dengan lebih presisi, mengurangi risiko cedera pada pembuluh darah yang sehat, mengurangi dosis selama tindakan serta membantu pemasangan stent yang lebih efektif.
Sistem Cathlab Philips Azurion yang dilengkapi dengan fitur Smart CT dan Dynamic Coronary Roadmap memberikan sejumlah keunggulan dalam prosedur PCI:
- Visualisasi 3D yang Akurat
- Panduan Real-time yang Presisi
- Pengurangan Paparan Radiasi
- Keputusan yang Lebih Cepat dan Tepat: mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan keberhasilan prosedur.

Penelitian dan data klinis menunjukkan bahwa kecepatan tindakan PCI sangat mempengaruhi angka kematian, dan semakin cepat prosedur ini dilakukan, semakin besar peluang pasien untuk bertahan hidup. Teknologi pencitraan canggih, seperti yang ada dalam Cathlab Philips Azurion, juga berperan dalam meningkatkan akurasi dan efisiensi prosedur, memperbaiki hasil dan prognosis pasien lebih lanjut. Dengan pendekatan yang cepat, tepat, dan menggunakan teknologi terbaru
Referensi :
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3779/serangan-jantung-pada-usia-muda-memangnya-bisa
- Journal of the American College of Cardiology, “Advances in 3D Imaging and Dynamic Roadmaps in PCI” (2022).
- European Heart Journal, “Reducing Radiation in PCI with Smart CT Technology” (2021).
- New England Journal of Medicine. (2017). “Early Percutaneous Coronary Intervention and Mortality in Acute Myocardial Infarction: A Randomized Controlled Trial.”
- Journal of the American College of Cardiology. (2017). “Impact of Early Percutaneous Coronary Intervention on Long-Term Survival in Patients with Acute Myocardial Infarction.”